Popular Posts
Merantau Belajar dan Tante Delia Bag 4
Aku meneruskan
pekerjaanku. Kini tak memijit lagi, tapi menelusuri lengkungan pinggulnya yang
indah itu, membelai. Habis tak tahan.
“Uuuuh” desahnya
lagi menanggapi kenakalanku. Keterlaluan aku sekarang, kedua tanganku ada di
balik dasternya, mengelus mengikuti lengkungan samping pinggul.
“Too …. ” panggilnya
lagi. Kulepas tanganku, kudekati wajahnya dengan merangkak di atas tubuhnya
bertumpu pada kedua lutut dan telapak tanganku, tidak menindihnya.
“Ada apa, Tante”
panggilku mesra. Mukaku sudah dekat dengan wajahnya.
Matanya kemudian
terpejam, mulut setengah terbuka. Ini sih ajakan. Aku nekat, sudah kepalang,
kucium bibir Tante perlahan.
“Ehhmmmm” Tante
tidak menolak, bahkan menyambut ciumanku. Tangan kirinya memeluk punggungku dan
tangan kanannya di belakang kepalaku. Nafasnya terdengar memburu. Aku tidak
lagi bertumpu pada lututku, tubuhku menindih tubuhnya. Menekan. Ia membuka
kakinya. Aku menggeser tubuhku sehingga tepat di antara pahanya yang baru saja
ia buka. Kelaminku yang keras tepat menindih selangkangannya. Kutekan.
Nikmatnya!
“Ehhhmmmmmm”
reaksinya atas aksiku.
Kami saling bermain
lidah. Sedapnya!
Aku terengah-engah.
Dia
tersengal-sengal.
Tangan kananku
meremas dada kirinya. Besar, padat, dan kenyal! Ooooohhhh, aku melayang.
He!, ini Tantemu,
isteri Oommu!
Iya, benar.
Memangnya kenapa.
Mengapa kamu cium,
kamu remas dadanya.
Habis enak, dan ia
tak menolak.
Dua kancing
dasternya telah kulepas, tanganku menyusup ke balik kutangnya.
Selain besar, padat,
dan kenyal, ternyata juga halus dan hangat!
Tiba-tiba Tante
melepas ciumanku.
“Jangan di sini, To”
katanya terputus-putus oleh nafasnya.
Tanpa menjawab aku
mengangkat tubuhnya, kubopong ia ke kamarnya. “Uuuuuhhh” lenguhnya lagi.
“Ke kamarmu saja”
Sebelum sampai ke
dipanku, Tante minta turun. Berdiri di samping dipan. Aku memeluknya, dia
menahan dadaku.
“Kunci dulu
pintunya” Okey, beres.
Kulepas seluruh
kancingnya, dasternya jatuh ke lantai. Tinggal kutang dan celana dalam. Buah
dada itu serasa mau meledak mendesak kutangnya!
Kupeluk lagi dia.
Dadanya merapat di dadaku.
“Tooo, hhehhhhhhh”
katanya gemas seperti menahan sesuatu.
Kami berciuman lagi.
Main lidah lagi.
Tangannya menyusup
ke celanaku, meremas-remas kelaminku di balik celana.
“Eehhmmmmmm”
dengusnya
Dengan kesulitan ia
membuka ikat pinggangku, membuka resleting celanaku, merogoh celana dalamku,
dan mengeluarkan “isinya”
“Eehhh” Ia melepas
ciuman, melihat ke bawah.
“Ada apa Tante”
Tanyaku disela-sela dengus nafasku.
“Besar sekali”
Ia mempermainkan
penisku. Menggenggam, meremas.
Geli, geliii sekali.
Stop Tante, jangan
sampai keluar. Aku ingin pengalaman baru, Tante. Ingin memasuki
kelaminmu..sekarang!
Kutarik tangannya
dari penisku. Untung Tante menurut. Aku tak jadi “keluar”
Kulepas tali
kutangnya, tapi yang belakang susah dilepas. Tante membantu. Buah dada itu
terbuka. Wow.luar biasa indahnya. Belum sempat aku menikmat buah itu, Tante
memelukku. Meraih tangan kananku, dituntunnya menyelip ke celana dalamnya.
Dibawah rambut-rambut itu terasa basah. Diajarinya aku bagaimana jariku harus
bermain di sana : menggesek-gesek antara benjolan dan pintu basah itu.
“Uuuuuuhhhhhh,
Tooo..”
Dilepasnya bajuku,
singletku, celanaku luar dalam. Aku telanjang bulat. Kutarik juga celana dalamnya.
Ia telanjang bulat juga. Luar biasa. Pinggang itu ramping, perut itu rata, ke
bawah melebar lengkungannya indah. Rambut-rambut halus itu menggemaskan, diapit
oleh sepasang paha yang nyaris bulat. Seluruhnya dibalut kulit yang putih dan
mulusnya bukan main!.
Ditariknya aku ke
dipan. Ia merebahkan diri. Kakinya ditekuk lalu dibuka lebar. Dipegangnya
kelaminku, ditariknya, ditempelkannya di selangkangan. Rasanya terlalu ke
bawah. Ah, dia ‘kan yang lebih tahu. Aku nurut saja. Tangannya pindah ke
pantatku. Ditariknya aku mendekat tubuhnya. Sesuatu yang hangat terasa di ujung
penisku.
Tangannya memegang
penisku lagi. Belum masuk ternyata. Disapu-sapukannya kepala penisku di pintu
itu. Sementara ia menggoyang pantatnya. Geliii, Tante. Aku manut saja seperti
kerbau dicucuk hidung. Memang belum pengalaman! Didorongnya lagi pantatku.
Meleset!
Pernah kupikir waktu
pertama kali aku melihat kelamin Tante beberapa hari lalu, mana cukup lubang
sesempit itu menampung kelaminku yang lagi tegang ?
Tante membuka pahanya
lebih lebar lagi, mengarahkan penisku lagi, dan aku sekarang yang mendorong.
Kepalanya sudah separoh tenggelam, tapi macet!
“Kelaminmu besar,
sih!”keluhnya. Padahal barusan ia mengaguminya.
Ia menggoyang
pantatnya dan…bless. Masuk separoh.
“Aaaaahhh” teriak
kami berbarengan. Terasa ada sesuatu yang menjepit penisku, hangat, enak!
Pantatnya bergoyang
lagi, tumitnya mendorong pantatku.
Blesss..masuk lagi.
Makin hangat, makin sedap, dan geli.
Goyang lagi, aku
dorong sekarang. Masuk semuanya
Seedaaaaaaaaap!
Tante bergoyang.
Nikmaaaaaaaat!
Tante menjepit.
Geliiiiiiiiiiiiiiii!
Kutarik pelan.
Terasa gesekan, enak. Ya, digesek begini enak. Tarik sedikit lagi, dan kudorong
lagi.
“Idiiiiiiiiiiih,
sedaaaaapp Too” Tante berteriak, agak keras.
Geli di ujung sana.
Tariik, dorooong
Makin geli..
Geli sekali…
Tak tahaaaaaann…
“Tahan dulu, To”
Tak mungkin, sudah
geli sekali.lalu..
Aku melambung,
melayang, melepas..
“Aaaaaahhhhhhh”
teriakku. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun.
Mengejang, melepas
lagi, berdenyut, enak, melepas lagi, nikmat sekali..!
“Genjot lagi, To”
teriaknya
Mana bisa.
“Ayo, To”
Aku sudah selesai!
Tante masih
menggoyang
Aku ikut saja, pasif
“Tooooo, ..”
Tante gelisah,
goyangnya tak kubalas. Aku sudah selesai!
“Eeeeeeeeehh”
keluhnya, sepertinya kecewa.
Bergerak-gerak tak
karuan, menendang, menggeliat, gelisah..
Penisku mulai
menurun, di dalam sana.
Tante berangsur
diam, lalu sama sekali diam, kecewa.
Tinggal aku yang
bingung.
Beberapa menit yang
lalu aku mengalami peristiwa yang luar biasa, yang baru kali ini aku melakukan.
Baru kali ini pula aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan
berhubungan kelamin.
Nikmatnya susah
digambarkan.
Hubungan kelamin
antara pria yang mulai menginjak dewasa dengan wanita dewasa muda.
Sama-sama diinginkan
oleh keduanya.
Keduanya yang
memulai.
Berdua pula yang
melanjutkan, keterusan dan…kepuasan.
Kepuasan ? Aku
memang puas sekali, tapi Tante ?
Itulah masalahnya
sekarang.
Aku menangkap wajah
kecewa pada Tante.
Perilakunya yang
gelisah juga menandakan itu.
Aku jadi merasa
bersalah. Aku egois.
Aku mendapatkan
kenikmatan luar biasa sementara aku tak mampu memberi kepuasan kepada “lawan
mainku”, Tante Delia.
Terlihat tadi, ia
ingin terus sementara aku sudah selesai.
Aku bingung bagaimana
mengatasi kebisuan ini.
Aku masih menindih
tubuhnya. Penisku masih di dalam.
Buah dadanya masih
terasa kencang mengganjal dadaku.
Pandangannya lurus
ke atas melihat plafon.
Aku harus ambil
inisiatif.
Kucium pipinya
mesra, penuh perasaan.
“Maafkan saya,
Tante”
Tante menoleh,
tersenyum dan balas mencium pipiku.
Sementara aku agak
lega, Tante tak marah.
“Kamu engga perlu
minta maaf, To”
“Harus Tante, saya
tadi nikmat sekali, sebaliknya Tante belum merasakan. Saya engga mampu, Tante.
Saya belum pengalaman Tante. Baru kali ini saya melakukan itu”
“Betul ? Baru
pertama kamu melakukan ?”
“Sungguh Tante”
“Engga apa-apa, To.
Tante bisa mengerti. Kamu bukannya tidak mampu. Hanya karena belum biasa saja.
Syukurlah kalau kamu tadi bisa menikmati”
“Nikmaaat sekali,
Tante”
Tante diam lagi,
mengelus-elus punggungku. Nyaman sekali aku seperti ini.
“To ” panggilnya.
“Ya, Tante”
“Ini rahasia kita
berdua saja ya ? Tante minta kamu jangan katakan hal ini pada siapapun”
“Tentu Tante,
tadinya sayapun mau bilang begitu” Tiba-tiba aku ingat sesuatu. Mendadak aku
jadi cemas.
“Tante ”
“Hhmm”
“Gimana kalau Tante
nanti ..” Aku tak berani meneruskan.
“Nanti apa ?”
“Akibat perbuatan
tadi, lalu Tante ..”
“Hamil ?” potongnya.
“Ya ”
“Engga usah kamu
pikirkan. Tante sudah jaga-jaga”
“Saya engga mengerti
Tante”
“To, lain kali saja
ya Tante jelasin. Sekarang Tante harus mandi, Oommu ‘kan sebentar lagi datang”
Ah, celaka. Sampai
lupa waktu. Aku bangkit hendak mencabut.
“Pelan-pelan To”
katanya sambil menyeringai, lalu matanya terpejam
“Eeeeeehhh” desahnya
hampir tak terdengar, ketika aku mencabut kelaminku.
Kubantu ia
mengenakan kutangnya. Buah dada itu belum sempat aku nikmati. Lain kali pasti!
“Tante ” aku
memanggil ketika ia sudah rapi kembali.
Kupeluk ia erat
sekali, kubisikkan di dekat kupingnya
“Terima kasih,
Tante” lalu kucium pipinya.
“Ya ” jawabnya
singkat.
“Sana mandi, cuci
yang bersih niih” katanya lagi sambil menggenggam penisku waktu bilang ‘niih’
Ooohhh, nikmatnya
hari ini aku.
Malam ini pertama
kali aku ciuman dengan nikmat, pacaran sampai “keterusan”. Pertama kali penisku
memasuki kelamin wanita. Pertama kali aku menumpahkan “air” ku ke dalam tubuh
wanita, tidak ke perut atau ke lantai.
Lebih istimewa lagi,
wanita itu adalah Tante Delia.
Wanita dengan tubuh
yang luar biasa.
Bentuknya,
potongannya, halusnya, padatnya, putihnya, bulunya…..
Padahal wanita itu
sudah 26 tahun, sepuluh tahun di atas usiaku. Tapi lebih padat dari Si Ani yang
17 tahun, lebih manis dari Si Yuli yang sepantaranku, lebih indah dari Si Rika
yang seumurku.
Yang masih
mengganjal, wanita itu Tanteku, isteri Oom Ton. Ya, aku meniduri isteri Oomku!
Aku mendapatkan pengalaman baru dari isterinya! Aku memperoleh kenikmatan dari
meniduri isterinya. Isteri orang yang membiayai sekolahku, yang memberiku makan
dan tempat tinggal!
Betapa jahatnya aku.
Betapa kurangajarnya aku.
Aku sekarang jadi
pengkhianat!
Mengkhianati adik
misan ayahku!
Tapi, keliru kalau
semua kesalahan ditimpakan kepadaku.
Siapa yang menyuruh
memijat ?
Okey, seharusnya
memijat saja, kenapa pakai mengelus ?
Pakai meremas pantat
? Habis, siapa yang tahan ? Aku masih 16 tahun, masih sangat muda, tapi sudah
matang secara seksual, mudah terrangsang.
Tante sendiri,
kenapa tidak menolak ? Bisa saja ia menempelengku ketika aku mau mencium
bibirnya di karpet itu. Bisa saja ia menolak waktu aku membopongnya ke kamarku.
Dan aku, bisa saja memberontak waktu ia merogoh celana dalamku, waktu ia
menggenggam kelaminku dan diarahkan ke kelaminnya….
Kesimpulannya : salah
kami berdua!
Tapi, aku ingin
mengulangi ……….!
Tags: cerita dewasa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Share your views...
1 Respones to "Merantau Belajar dan Tante Delia Bag 4"
http://taipansport.blogspot.com/2017/07/taipanqq-guardiola-messi-bisa-buat.html
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Post a Comment