Popular Posts
Merantau Belajar dan Tante Delia Bag 8 End
Ada rasa
menggantung, ada yang harus dituntaskan” “Untung saya tadi udah siap” “Sory ya
To…” “Engga apa-apa, Tante. Saya tadi juga puas. Cuma lebih nikmat kalau
pemanasan dulu” “Kamu harus mulai terbiasa begini, To. Seperti yang Tante
bilang dulu, Tante butuh kamu. Jangan kaget kalau tiba-tiba Tante pengin. Tante
harus mencapai orgasme. Kalau tidak Tante bisa gila..” “Saya siap, Tante,
Betul. Kapanpun Tante butuh saya, silakan saja Tante. Saya juga menikmatinya,
Tante. Tanpa pemanasanpun saya engga apa-apa. Tadi saya bilang begitu, itu hanya
akan lebih nikmat kalau dengan pemanasan. Kalau tidakpun engga apa-apa”
“Syukurlah, To. Pemanasan gimana yang kamu inginkan, To ?” “Seperti inilah
Tante” jawabku sambil menciumi dadanya. “Itu kalau kita sempat. Kalau kaya
tadi, gimana ?” tanyanya lagi. “Kan saya siap, Tante” “Iya sih. Maksud Tante
supaya kamu lebih nikmat, kamu perlu pemanasan” “Yang biasanya kita lakukan
sudah dengan pemanasan ‘kan. Cuma tadi saja, yang tidak” jawabku sekenanya.
Pertanyaan Tante sulit kujawab. “Waktu kamu denger Tante sama Oom tadi, kamu
gimana” “Saya terangsang, Tante” “Okey, Tante ada ide buat pemanasan kamu, To.
Tapi ide gila, mungkin” “Silakan, Tante. Saya senang sekali. Tante kreatif,
saya menikmatinya” ‘Jangan kaget, ya. Kamu tahu kamar si Luki ?” “Tahu Tante” kamar
Luki bersebelahan dengan kamar Tante. “Disitu kan ada pintu yang tembus ke
kamar Tante” “Saya engga perhatikan, Tante” “Kalau kunci pintu itu Tante cabut,
kamu bisa lihat ke kamar Tante dari lubangnya….kamu ngerti apa yang Tante
maksud ?” “Belum, Tante” “Lubang kunci itu lurus ke tempat tidur..” Amboi.
Berarti, kalau aku mengintip lewat lubang itu, aku bisa lihat kejadian tempat
tidur Tante. Hubungannya dengan pemanasan, berarti….hebat, ide yang hebat.
Kucium bibir Tante dengan gemas. “Ide brilian! Setuju banget tante!” kataku
gembira. “Ntar dulu, setuju apa ?” “Aku akan mengintip Tante sama Oom, sebagai
pemanasan” “Kamu cerdas. Menurut kamu ini gila, engga” “Engga! Saya mau Tante.
Kita coba nanti malam ya.?” “Semangat banget” “Pengalaman baru” Aku sangat
ingin melihat bagaimana Tante melaDelia Oom, bagaimana permainan Oom Ton! Tante
diam lagi. Hanya sekejap, lalu. “To, Tante ingin main sama kamu di tempat
terbuka…” kaget lagi aku. Tempat terbuka ? Aneh. Ini sih hebat banget. Aku
ingat kemarin, Tante mengulumiku di ruang tengah. Nikmat. “Ide Tante memang
hebat-hebat. Saya suka Tante. Tapi aman engga ? “Itu masalahnya” “Kita cari
kesempatan, Tante. Pasti nikmat deh” Tante pelan-pelan bangkit, melepas.
“Eeeeeeeeeehhhhhhhhh” lenguhnya mengiringi pencabutan ini.
Di pintu kamarku
Tante nengok kanan-kiri sebelum keluar. Aku ke kamar mandi. Selesai dari kamar
mandi aku lihat kamar Luki, kosong. Luki sedang dibawa pengasuhnya keluar.
Pelan-pelan aku masuk, hati-hati pintunya kukunci. Ini dia pintu penghubung
tadi. Aku mengintip. Tak melihat apa-apa, kuncinya masih menggantung. Aku
kecewa. Kuncinya hanya bisa dicabut dari arah kamar Tante. Ia harus membantuku.
Aku mencari Tante, lagi di kamarnya. Lebih baik aku makan dulu sambil menunggu
Tante keluar. Benar, Tante keluar, segar sekali nampaknya. “Tante, cabut dulu
kuncinya, saya mau coba” bisikku. Tante tersenyum, masuk lagi ke kamarnya. Dari
lubang kunci di kamar Luki aku bisa melihat dengan jelas dari arah kaki, Oom
sedang tidur pulas, hanya bercelana tidur. Kubayangkan, dari arah bawah ini aku
akan bisa lihat kelamin mereka berdua, baik posisi ‘biasa’, Tante di bawah,
atau Tante di atas. Kecuali kalau mereka memutar posisi dengan kakinya ke arah
bantal, aku hanya bisa melihat kepala mereka, paling-paling dada Tante. ***
Malam itu sekitar pukul 10, aku sudah berada dalam kamar Luki yang sudah pulas.
Dari lubang kunci aku lihat mereka sedang membaca. Hanya sekali-sekali mereka
bicara. Oom Ton mengenakan pakaian tidur lengkap, Tante memakai daster. Aku
menyadari sebenarnya berbahaya aku disini. Bisa saja tiba-tiba Oom membuka
pintu ini untuk melihat anaknya. Jadi setiap Oom bangkit, aku harus siap-siap.
Kalau Tante sih, aku engga perlu bereaksi. Tegang juga aku. Ah, ternyata Tante
juga berpakaian ‘lengkap’. Sekarang aku bisa dengan jelas melihat celana dalam
merah jambu itu, karena Tante mengangkat sebelah kakinya. Kecil kemungkinannya
mereka akan main malam ini. Setengah jam aku capek menunggu, Oom mematikan
lampu baca, lalu tidur.
Kamar itu walaupun
hanya diterangi lampu tidur, tapi cukup jelas aku bisa melihat tubuh mereka.
Dengan kecewa aku kembali ke kamar dan tidur…. Esok siangnya, ketika kami baru
saja melaksanakan ‘tugas’ nikmat dan masih terlentang berdua tanpa busana,
kutanyakan pada Tante tentang semalam aku tak jadi menyaksikan ‘pertunjukan’
Tante dan Oom main. “Yaa.itulah To, Oom-mu memang jarang meminta, paling dua
kali atau bahkan cuma sekali seminggu. Makanya Tante butuh ini” jawabnya sambil
mencekal kelaminku. “Kenapa engga Tante yang minta” “Ah, Tante ‘kan melaDelia
Oom-mu” “Tak ada salahnya Tante yang mulai” “Betul, memang. Tapi, sering Tante
malah kecewa. Oom-mu kan hobinya kerja, jadi mungkin capek. Lebih baik Oom-mu
yang mulai, itu artinya dia betul-betul butuh” “Sayang, memiliki badan sebagus
ini tak optimal dimanfaatkan” kataku sambil mengelus buah dadanya. Tak
bosan-bosannya aku pada buah kembar yang indah ini. “Sekarang sudah optimal”
“Ya. Dan sayalah yang beruntung” “Tante juga beruntung punya kamu” Kamipun
berpelukan erat. Kalau sudah begini, aku bisa lupa semuanya. Lupa pada Yuli,
Rika, atau mBak Mar. Aku berguling, jadi menindihnya. Pahaku mendesak di antara
pahanya. Penisku mencari-cari. Dan….aku masuk lagi. “Heeeeh!’ Tante teriak
kaget. Aku mendorong. “Eeeeeeeehhhhhh” lenguhnya. Sekarang ia tak kaget lagi.
Aku menarik dan
mendorong. Aku menikmati. Tante juga. Aku tak ingat bahwa ia tanteku. Tante
lupa bahwa aku kemenakannya. Bahkan lupa bahwa kami berdua manusia. Begitu
‘gila’nya kami bermain, kami lebih mirip hewan. Hewan yang sedang menikmati
reproduksi. Reproduksi bukan untuk mendapatkan keturunan, cuma untuk
kenikmatan. Dan..kenikmatan kami dapatkan secara bersamaan. Gila! Sesiang ini
kami telah dua kali bersetubuh! Memang edan. “Edan kamu, To…” komentar
sesudahnya. “Supaya optimal, Tante..” komentarku juga. Kurasakan bagian dalam
vaginanya berdenyut-denyut meremas penisku. Permainan yang melelahkan. Aku jadi
lemas, penisku jadi pegal. Pegal-pegal nikmat. terima kasih
Tags: cerita dewasa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Share your views...
1 Respones to "Merantau Belajar dan Tante Delia Bag 8 End"
http://taipansport.blogspot.com/2017/07/taipanqq-guardiola-messi-bisa-buat.html
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Post a Comment